MERESPONS REGULASI, MENGADOPSI INOVASI
Gerak Cepat Adaptasi Kurikulum: MGMP Matematika Jombang Bedah CP Terbaru 032/H/Kr/2024, Langsung Terapkan Visi Futuristik Pembelajaran STEM
Oleh: Tim Jurnalisme MGMP
JOMBANG – Profesionalisme
sebuah organisasi profesi diukur dari kecepatan dan ketepatan adaptasinya
terhadap perubahan regulasi. MGMP Matematika SMA Negeri Jombang sekali lagi
membuktikan keagilannya dengan menggelar pertemuan strategis di SMA Negeri 2 Jombang pada hari Kamis, 25 Juli 2024. Pertemuan yang dimulai pukul 10.00
WIB ini dirancang dengan presisi, memadukan agenda kepatuhan regulasi dengan
dorongan inovasi pedagogi global: memastikan guru memahami Capaian Pembelajaran (CP) terbaru sekaligus menerapkan Pembelajaran Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics).
Respon Kilat Terhadap Keputusan Kepala BSKAP
Nomor 032/H/Kr/2024
Tahun ajaran baru selalu dibarengi dengan pembaruan dan
penyesuaian kurikulum. Pada tahun ini, tantangan terbesar adalah merespons Keputusan Kepala BSKAP Nomor 032/H/Kr/2024, sebuah regulasi
fundamental yang mengubah atau memperjelas target pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka. MGMP Jombang memilih jalur proaktif. Mereka tidak menunggu intruksi
berjenjang yang lambat, melainkan langsung bergerak cepat. Seluruh anggota
berkumpul untuk melakukan ‘bedah’ dokumen penting tersebut secara kolektif.
Diskusi berlangsung sangat intensif, dipandu oleh narasumber
internal yang mumpuni, untuk menerjemahkan Capaian Pembelajaran (CP) yang
bersifat teoretis dan terkadang ambigu, menjadi rencana pembelajaran yang
praktis, aplikatif, dan terstandar di kelas. Proses "bedah CP" ini
adalah tindakan vital untuk menjamin validitas kurikulum yang akan diajarkan
kepada siswa, sekaligus meminimalkan potensi kesalahan interpretasi di tingkat
satuan pendidikan yang dapat berdampak pada hasil belajar siswa.
Drs. Hari Subiantoro, M.Pd., guru dari SMA Negeri
Bandarkedungmulyo, yang terlibat aktif
dalam sesi bedah CP, menyoroti pentingnya forum ini. "Dokumen regulasi
sering kali memuat bahasa yang memerlukan interpretasi kolektif. Jika kami
diizinkan untuk menginterpretasikannya sendiri-sendiri, maka akan terjadi
disparitas materi di Jombang. Melalui MGMP, kami memastikan setiap guru
memiliki pemahaman yang seragam dan valid mengenai CP terbaru. MGMP telah
menjadi penyaring dan penerjemah regulasi, menjadikan pekerjaan kami jauh lebih
ringan dan terarah. Ini adalah bentuk akuntabilitas tertinggi MGMP terhadap
implementasi Kurikulum Merdeka," ujarnya, menekankan peran MGMP sebagai
instrumen standardisasi kurikulum.
Dari Kepatuhan Kurikulum Menuju Visi
Futuristik: Implementasi STEM
Setelah menuntaskan pemenuhan administrasi kurikulum melalui pemahaman CP terbaru, MGMP Jombang langsung tancap gas ke agenda kedua yang menunjukkan visi progresif mereka: “Pembelajaran Matematika Berbasis STEM”. Langkah ini menunjukkan kesadaran organisasi bahwa setelah memahami apa yang harus diajarkan (CP baru), fokus harus bergeser ke bagaimana cara mengajarkannya dengan metodologi paling relevan di abad ke-21.
Pembelajaran berbasis STEM bertujuan untuk menggeser paradigma
matematika dari sekadar ‘ilmu abstrak’ yang diisi dengan rumus-rumus mati,
menjadi ‘alat pemecah masalah dunia nyata’ yang relevan. Dalam workshop ini, para guru diajak untuk merancang proyek-proyek
pembelajaran yang secara nyata mengkoneksikan rumus-rumus matematika dengan
aplikasi sains, tantangan rekayasa, dan pemanfaatan teknologi yang selama ini
terkesan terpisah. Misalnya, menghitung kurva lintasan proyektil (matematika)
dalam konteks merancang jembatan sederhana (engineering) menggunakan simulasi
digital (technology).
Drs. Suyatno, guru dari SMA Negeri Kabuh, yang memiliki pengalaman mengajar yang
panjang, memberikan pandangannya tentang perubahan metode ini. "Selama
ini, kami sering berjuang meyakinkan siswa mengapa mereka harus belajar fungsi
kuadrat atau trigonometri. Dengan pendekatan STEM, pertanyaannya berubah
menjadi: 'Bagaimana kita bisa menggunakan fungsi ini untuk memecahkan masalah X
di dunia nyata?' Ini adalah perubahan radikal yang sangat menantang dan
menyegarkan. Matematika menjadi hidup, relevan, dan sangat kontekstual. MGMP
telah memberikan kami tools untuk mengajar di masa depan,
bukan di masa lalu," kata Suyatno, menyoroti bagaimana STEM berhasil
menjawab pertanyaan klasik siswa tentang relevansi materi.
Pertemuan di SMAN 2 Jombang ini menjadi cerminan idealisme yang
kuat dari MGMP. Di satu sisi, mereka taat dan patuh pada regulasi terbaru dari
Kemendikbudristek. Di sisi lain, mereka proaktif menjemput inovasi pedagogi
global (STEM), memastikan bahwa siswa-siswi Jombang tidak hanya belajar sesuai
kurikulum, tetapi juga belajar dengan cara yang menantang, kontekstual, dan
futuristik.
Tantangan Implementasi dan Energi Kolektif
Tentu, mengadopsi metodologi STEM, yang bersifat project-based learning dan menuntut interdisipliner,
bukanlah hal yang mudah. Diperlukan perubahan mindset yang besar
dari guru yang terbiasa dengan metode ceramah tradisional. Namun, energi
kolektif yang dipupuk MGMP sejak Revitalisasi menjadi modal utama.
Wiyono, S.Pd., M.Pd., guru dari SMA Negeri Ploso, melihat tantangan ini sebagai peluang.
"Mengajar dengan STEM menuntut kami untuk belajar lagi, terutama dalam
mengintegrasikan unsur engineering dan technology ke dalam kelas matematika. Tapi di sinilah peran
MGMP menjadi krusial. Kami tidak sendirian. Kami bisa berbagi sumber daya,
saling meninjau proyek, dan belajar dari keberhasilan atau kegagalan rekan
sejawat. MGMP telah menjadi Komunitas Belajar yang sesungguhnya. Visi MGMP
Jombang ini sangat tepat, memastikan lulusan kita siap menghadapi persaingan
global yang menuntut keterampilan interdisipliner. Kami optimis, matematika
Jombang akan semakin maju dengan sentuhan STEM ini," tutup Wiyono,
menegaskan semangat kolaborasi dalam menghadapi tantangan inovasi.
Pertemuan ini ditutup dengan komitmen kuat dari seluruh anggota
MGMP untuk segera mengimplementasikan pembelajaran berbasis STEM di sekolah
masing-masing pada tahun ajaran baru yang akan datang. MGMP Matematika Jombang
sekali lagi membuktikan diri sebagai organisasi yang mampu menyeimbangkan
antara kepatuhan regulasi dan dorongan inovasi radikal demi kemajuan pendidikan
di Kabupaten Jombang. (Mr Ase)

.jpeg)
.jpeg)

Tidak ada komentar